Jumat, 11 Februari 2011

Chip Otak Pembuat Orgasme

Anda susah menikmati sex? Para peneliti di Oxford University sedang mengembangkan satu implan di otak yang akan menstimulasi bagian otak tertentu bagi orang yang kesulitan merasakan orgasme.
Sex chip, nama barang tersebit, akan merangsang bagian otak yang disebut orbitofrontal cortex, dan akan menyerang kondisi yang disebut anhedonia, kondisi tanpa rasa kebahagiaan. Alat yang mirip dengan chip ini sudah ada, dan digunakan untuk merawat penderita Parkinson, tapi rencana bedah untuk sex chip ini masih agak susah dilakukan.
“Jika nanti teknologi membaik, maka kita akan menggunakan alat seperti ini untuk mensimulasi berbagai area di otak,” kata Tipu Aziz, peneliti dari Oxford. “Alat yang ada akan lebih baik dan lebih halus kerjanya, jadi anda sendiri nantinya akan memiliki kendali atas alat ini, dan anda bisa mematikan atau menghidupkan alat ini sesuka anda”
Selain alat diatas, penemuan tidak sengaja oleh salah satu dokter di AS, Dr. Stuart Meloy, yang bekerja untuk merawat dan mengurangi rasa sakit kronis, malah menemukan alat “orgasmotron” dengan memasukkan elektroda ke tulang belakang.
“Ketika kami menyalakan alat ini, wanita subyek kami tiba-tiba mengeluarkan erangan dan badannya mulai bergetar,” kata dr. Stuart. “Jadinya kami terpaksa mematikan alat ini, dan aku bertanya, kepada wanita subyek kami. BEgitu akhirnya ia bisa menarik napas, dia berkata “Dok, ajarin suami aku caranya bikin kaya gitu ya!” Alat buatan Meloy membutuhkan pembedahan dan sampai sekarang harga operasi dan alat tadi masih berkisar di 3.000 dollar (30 juta-an kali ya). 
 

Tahukah Kamu: Katak Terkecil di Dunia 

pernah melihat katak terkecil dengan ukuran tiga perempat inci? Kecil sekali ya. Lebih kecil dari kuku jari kita. Katak langka ini diberi nama Spray Toad atau Kihansi Toad karena katak kerdil ini berasal dari air terjun Kihansi dan Mhalala di Tanzania Selatan.
Katak itu hidup di satu lingkungan yang diciptakan oleh percikan air yang merembes dari atas bendungan. Katak yang memiliki nama ilmiah Nectophrynoides asperginis ini ditemukan pada 1996.
Pemerintah Tanzania memutuskan mengirim katak ini ke Amerika Serikat enam tahun lalu, ketika Ngarai Kihansi dilanda masalah lingkungan hidup dan ekologi–yang membuat populasi katak itu merosot tajam dari 21 ribu ekor pada 2002 menjadi 50 pada 2003.
Sebagaimana dikutip harian Daily News, Direktur Kementerian Margasatwa di Departemen Pariwisata Tanzania Erasmus Tarimo mengatakan katak-katak langka itu akan dikembalikan ke habitat aslinya di Tanzania pada Agustus ini.
Sementara itu, pada 30 Agustus 1996, di Nanga Belabi, Pontianak, tim peneliti World Wide Fun for Nature (WWF) Indonesia menemukan katak kerdil. Di mana katak dewasa dari famili Bufonidae ini sekitar 1 sentimeter, dan diberi nama Pelophryne sp2.
Hal itu dikemukakan Dr. Herwasono Soedjito M.Sc., pimpinan proyek penelitian TNBK yang juga Forest & Human Ecologist LIPI di Pontianak. Penelitian terbaru juga menunjukkan dari 250 spesies katak yang ada di dunia, sepertiganya hanya ada di Indonesia.
Herpetolog dari ITB Djoko Tjahyono Iskandar mencontohkan beberapa spesies katak yang ada di Indonesia. Misalnya jenis Limnonectes blythi yang merupakan katak terbesar di Indonesia dan terbesar kedua di dunia. Katak ini berasal dari Sumatera dengan ukuran 30 sentimeter. Termasuk juga dua dari tiga spesies katak terkecil di dunia ada di Indonesia.
Spesies katak lainnya adalah katak merah atau Leptophryne cruentata yang ada di Gunung Gede Pangrango. Selain itu, satu-satunya katak yang tidak berparu-paru, Barbourula kalimantanensis, ditemukan tahun 1978 di Kalimantan. Katak ini secara resmi tidak dilindungi oleh pemerintah, tapi disimpan di cagar alam di Kalimantan.
Dalam diskusi Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (Foksi) di Kebun Binatang Bandung, Jumat (27-2), Djoko yang sudah meneliti katak selama 30 tahun ini mengatakan dalam setiap ekspedisi yang dilakukannya selalu ditemukan data spesies katak baru.
Setiap daerah memiliki jenis spesies yang berbeda-beda dengan jumlah yang juga berbeda. Di Indonesia, Sumatera memiliki jumlah spesies katak terbanyak, yaitu 100 lebih spesies. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan spesies katak di Eropa yang hanya memiliki 50 spesies katak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar